Lombok Timur – Program swasembada bawang putih nasional menunjukkan hasil yang menggembirakan. Bertempat di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, panen raya perdana bawang putih pada Kamis (11/9) berhasil melampaui target produktivitas yang ditetapkan pemerintah. Kegiatan ini dihadiri oleh Kasatgas Pangan Pusat, Brigjen Pol. Helfi Assegaf, S.H., S.I.K., M.H., perwakilan Himpunan Alumni Perguruan Tinggi Indonesia (HIMPUNI), serta jajaran Kementerian Pertanian.
Dalam kesempatan tersebut, Brigjen Pol. Helfi Assegaf menegaskan bahwa panen ini menjadi bukti nyata potensi bawang putih lokal untuk memenuhi kebutuhan nasional. Dengan produktivitas mencapai 21,6 ton per hektar, hasil panen di Sembalun melampaui target Kementerian Pertanian yang ditetapkan sebesar 20 ton per hektar. “Kita lebih mengutamakan produksi nasional daripada importasi. Kebutuhan nasional akan dicukupi dengan produksi nasional, apabila kurang hasilnya baru kita ambil kebijakan yang lain,” ujarnya.
Lebih lanjut, Brigjen Helfi mengapresiasi kerja keras petani di Sembalun dan berharap kawasan ini dapat menjadi proyek percontohan nasional. Pemerintah berkomitmen mendukung petani melalui penyediaan benih unggul, pupuk, sarana prasarana, serta teknologi pertanian modern. “Mudah-mudahan Sembalun menjadi pilot project nasional untuk budidaya bawang putih,” tambahnya.
Sementara itu, Dr. Inti Pertiwi Nashwari, S.P., M.Si., perwakilan Kementerian Pertanian RI, menyampaikan bahwa hasil panen ini akan difokuskan untuk pemenuhan benih karena kebutuhan benih bawang putih nasional masih tinggi. Pemerintah menargetkan pengembangan lahan hingga 3.000 hektar di Sembalun untuk menjadi sentra benih bawang putih Indonesia. Ia juga mengungkapkan keberhasilan petani Sembalun menciptakan varietas baru hasil persilangan “Sangga Sembalun” dan “Lembu Putih” yang diharapkan dapat dirilis tahun depan.
Panen raya ini menjadi bukti keberhasilan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan petani dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Ke depan, diharapkan langkah ini mampu mengembalikan kejayaan swasembada bawang putih Indonesia seperti era 1980-an sekaligus menekan ketergantungan impor bawang putih dari luar negeri.









